Liputan6Update: Asean Para Games 2022, Indonesia Urutan Pertama. Sial bagi Pogba, ternyata cedera yang ia alami cukup parah. Dia mengalami luka pada meniskus lututnya dan harus istirahat panjang. Bahkan, ia juga terancam tidak dapat membela Prancis di Piala Dunia 2022 Qatar. Pasalnya, operasi lutut diikuti dengan proses pemulihan yang memakan
Barangsiapayang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina." TAKHRIJ HADITS Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya (V/ 183); Ibnu Mâjah (no. 4105); Imam Ibnu Hibbân (no. 72-Mawâriduzh Zham'ân
Dimuatdi Pustaka HARIAN BHIRAWA, Jum'at, 22 Maret 2013. Judul Buku: I Love Maghrib Penulis: Arini Hidajati Penerbit: DIVA Press, Yogyakarta Cetakan: I, Januari 2013 Tebal: 238 halaman ISBN: -8. Kehidupan di dunia hanyalah temporer. Tidak ada yang kekal kecuali Dzat Yang Maha Kekal. Namun, tarikan pesona dunia kerapkali
Jadikanakhirat di hatimu. Maksud dari menjadikan Akhirat di hati seseorang ialah hati lebih tentram serta cinta terhadap amalan yang berguna bagi akhiratnya kelak (amal salih). Sungguh sifat tamak muncul karena sebab kecintaan serta keterkaitan hati seseorang terhadap suatu harta dunia. Oleh karena itulah Islam seakan mengajarkan untuk
Cukuplahdunia dalam genggaman, dan akhirat di dalam hati. #tausiyah #motivasiislami #kelaskangawin #kelasmentoringgratis
IdmXd. Oleh Ummu Afif aktivis muslimah di Malang Raya"Jadikan akhirat di hatimu, dunia di tanganmu dan kematian di pelupuk matamu" Imam Syafi'iNasihat ini mengingatkan kita untuk membuat prioritas yang tepat. Masing-masing urusan hendaklah dilakukan sesuai dengan kepentingannya. Mana diantara semua urusan yang akan membawa dampak sementara, dan mana yang akibatnya berlangsung selamanya. Pada setiap perbuatan yang dilakukan, haruslah dipikir dengan baik dengan sungguh-sungguh memperhatikan segala dunia ibaratnya hanya sekejap mata. Ia akan punah bila tiba masanya. Seperti halnya manusia tidak ada yang hidup abadi. Ia akan mati dan dikubur dalam tanah. Kembali pada Sang Pencipta. Setelah kematian, memang urusan manusia di dunia telah selesai, tidak bisa lagi mencampuri mereka yang masih hidup. Namun, tidak lantas berhenti tanpa ada kelanjutannya. Ada kehidupan baru setelah kematian, yakni akhirat. Dan inilah kehidupan yang kekal dari itu, bijaklah dalam mengambil sikap selama di dunia. Berhati-hati dalam berbuat merupakan pilihan yang cerdas. Karena setiap perbuatan di dunia akan menentukan kehidupan di akhirat perlu terpukau dengan kehidupan dunia. Kilaunya memang begitu menggoda untuk dimiliki. Tidak menafikan bahwa manusia membutuhkan apa yang dunia sediakan. Selayaknya manusia hidup membutuhkan materi. Kebutuhan akan sandang, pangan dan papan adalah dasar bagi setiap manusia untuk keberlangsungan hidupnya. Harus dicukupi. Tidak ingin memiliki banyak harta, tahta, dan cinta sebagai wujud manusiawinya. Itu wajar. Terlebih di saat dunia menawarkan begitu banyak pesonanya. Seolah menarik-narik untuk mengambil semuanya. Ambillah dunia hanya secukupnya saja. Sekadar untuk menegakkan punggung agar bisa terus beribadah kepadaNya. Jangan sampai kita terlalu fokus pada dunia hingga melupakan kehidupan yang kekal di sana nanti. Hilangkan anggapan bahwa dunia segala-galanya, betapapun ia amat menggiurkan. Semua yang ada di dunia hanyalah sementara, akan binasa dunia menghampiri, jangan menolaknya. Pun jika dunia pergi jangan terlalu merana. Sebagaimana kita mengenggam sesuatu di tangan. Setiap saat bisa terlepas. Tak perlu bersedih bila apa yang sekarang ada dalam dekapan kita, hilang atau beralih kepada yang lainnya. Karena sejatinya bukanlah kita yang berkuasa memiliki untuk adalah tempat manusia menanam amal dan akhirat menjadi tempat memanen atas semua yang telah dilakukan. Menjadikan dunia sebagai tempat untuk mencari bekal sebanyak mungkin merupakan sesuatu yang harus selalu dalam ingatan. Berbagai kenikmatan yang didapat di dunia hendaknya menjadi sarana untuk beribadah kepada Allah. Mensyukuri nikmat dunia dengan memacu diri kita untuk semakin taat pada Sang Khaliq. Firman Allah dalam Al-Qashash 77“Dan carilah negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu. Tetapi janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia…”Seindah apapun dunia tetaplah bahwa manusia bagaikan seorang musafir yang berteduh di bawah pohon. Beristirahat sejenak, kemudian pergi meninggalkanya. Dan selanjutnya kembali ke kampung akhirat. Senyaman apapun dunia, ingatlah bahwa itu tak berlangsung selamanya. Dunia adalah jembatan menuju akhirat. Sebagus apapun jembatan, adakah yang mau menempatinya? Jembatan tempat berlalu-lalangnya orang. Di situlah hilir mudik beragam manusia dengan segala problemanya. Tak ada privasi. Sungguh tak nyaman, bila memiliki rumah semacam itu. Karena itu, amat tak layak menjadikan dunia sebagai tempat tinggal yang kekal. Dan yang tepat adalah kita jadikan dunia sebagai sarana dalam menempuh apapun dunia, manusia akan jadi orang asing di dalamnya. Tak berhak mengakui sebagai pemiliknya. Semua yang di sana, bukanlah kepunyaan manusia. Karena apa yang ada di dunia, termasuk manusia itu sendiri, adalah berasal dari Allah dan hanya kepadaNya pula manusia kembali. Seindah apapun dunia tetaplah lebih jelek daripada bangkai anak kambing yang cacat. Dan ia tak lebih berharga dari sehelai sayap nyamuk. Karena itulah, jangan terlalu cinta dan kagum pada dunia, sehingga melupakan Akhirat yang Allah dalam Al-An'am 32 yang Artinya “Dan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri Akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang- orang yang bertakwa. Tidaklah kamu mengerti?”Kesenangan duniawi itu hanya sebentar dan tidak kekal. Janganlah terperdaya dengan berbagai kesenangan dunia, serta lalai dari memperhatikan urusan akhirat berupa ketaatan dan hal-hal yang membantunya. Bagi mereka yang bertakwa, maka surga jauh lebih baik dibanding dunia fana. Karena di surga terdapat apa yang mereka inginkan dan kenikmatan apapun serta penuh dengan kegembiraan. Dan itu semua kekal adalah pasti. Dalam setiap detik, menit, jam, hari semua dalam perjalanan menuju kematian. Yang mana, tak seorang pun yang tahu kapan ajal datang. Karena itulah persiapkan diri kita sebaik mungkin menuju sesuatu yang kekal selamanya kelak. Berletih-letihlah untuk urusan akhirat kita, agar tidak menyesal di kemudian mengapa para Rosul, sahabat, ulama menghabiskan waktunya untuk mencari ilmu dan mengajarkanya? Mengapa para Mujahid begitu gembira dengan seruan jihad, bahkan menyambut kematian?Jawabanya adalah karena menjadikan akhirat dalam hatinya. Akhirat-lah yang menjadi fokus. Di sana adalah tempat tinggal yang saatnya manusia sadar dan berbenah. Mengupayakan dengan dakwah amar makruf nahi mungkar di tengah-tengah masyarakat. Agar kita punya hujah di hadapan Allah ketika sudah kembali di alam bish-shawab.
NAFSIYAH — Sahabat Rasulullah saw., Utsman bin Affan ra. pernah berkata, “Risau menghadapi dunia merupakan kegelapan di dalam hati, sedangkan risau dengan akhirat adalah cahaya bagi hati.” Hal ini dimaksudkan bahwa seseorang akan mulia jika tidak melanggar tuntutan Allah SWT dan seorang yang bijaksana tidak mengutamakan kehidupan dunia dengan mengesampingkan akhirat. Maka, janganlah tertipu dengan angan-angan yang panjang, menyibukkan diri dengan dunia hingga melupakan akhirat. Tenggelam dalam kelalaian atas perintah Allah SWT, padahal ajal semakin dekat. Bersabarlah atas segala ujian di dunia, karena Allah akan mengganjar kesabaran dengan pahala dan surga. Nabi saw. juga bersabda, “Barang siapa di pagi harinya terus mengeluh tentang kesulitan hidupnya, maka seakan-akan ia mengeluh kepada Tuhannya. Barang siapa yang pagi harinya sudah merasa sedih terhadap urusan dunia yang menimpanya berarti sejak pagi ia sudah membenci Allah, tidak sabar dengan takdir Allah. Barang siapa tunduk dan hormat kepada orang kaya disebabkan kekayaannya maka hilanglah dua pertiga agamanya.” Ali bin Abi Thalib pun pernah mengatakan, “Sesungguhnya di antara kenikmatan yang ada di dunia ini, maka cukup bagimu Islam sebagai suatu kenikmatan. Sesungguhnya di antara kesibukan-kesibukan yang ada, maka cukup bagimu kesibukan untuk berbuat taat. Sesungguhnya di antara peringatan, maka cukup bagimu mati sebagai peringatan.” Menjadi Kekasih Allah SWT Nabi Ibrahim as. pernah ditanya, apakah yang menyebabkan engkau dijadikan kekasih oleh Allah SWT? Nabi Ibrahim menjawab, “Karena tiga hal, yaitu, aku lebih mementingkan urusan Allah daripada urusan yang lain, aku tidak merasa risau kepada jaminan Allah kepadaku, dan aku tidak pernah makan malam dan makan pagi kecuali bersama tamu.” Diriwayatkan bahwa ada seorang lelaki Bani Israil mengumpulkan delapan puluh peti berisi buku-buku keagamaan, namun semua itu tidak bermanfaat baginya. Maka, Allah mewahyukan kepada Nabi mereka ketika itu, supaya berkata kepada pengumpul ilmu itu, “Andaikan engkau mengumpulkan ilmu tersebut lebih banyak lagi, tentu tidak akan bermanfaat bagimu, kecuali jika engkau bisa melakukan tiga hal. Janganlah engkau mencintai dunia, karena dunia bukan tempat kesenangan orang mukmin. Janganlah engkau bergaul dengan setan karena setan bukanlah temannya orang mukmin. Janganlah engkau menyakiti seseorang, karena itu bukan perbuatan mukmin.” Menjadi pengingat bagi setiap muslim, barang siapa yang beramal semata-mata untuk bekal di akhirat, Allah akan mencukupkan urusan agama dan dunianya. Barang siapa yang niat hati nuraninya baik, Allah akan membuat baik lahiriahnya. Barang siapa memperbaiki hubungan dirinya dengan Allah, Allah akan memperbaiki hubungannya dengan sesama manusia. Yahya bin Mu’adz Arrazi berkata, “Berbahagialah orang yang meninggalkan dunia menginfakkan hartanya sebelum dunia meninggalkannya, membangun kuburnya memperbanyak amal sebelum memasukinya. Rida kepada Rabb-nya melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya sebelum bertemu dengan-Nya.” Sungguh kita berharap pada Allah SWT agar memberikan ketenangan pada hati kita, tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang sibuk merisaukan dunia namun tak menghiraukan akhiratnya. Padahal tempat yang kekal bagi setiap manusia setelah tiada ialah akhirat. [MNews/Rnd] Facebook Notice for EU! You need to login to view and post FB Comments!
dunia di genggaman akhirat di hati